Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GURU PENGGERAK SEBAGAI JAWABAN ERA MILLENIAL 4.0 SERTA DAPAT BERADAPTASI DI ERA SOCIETY 5.0

Daunpendidikan.com. Guru penggerak suatu program yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Tekhnologi. Kemendikbud mengajak para guru-guru terbaik bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia. Pendidikan dengan diadaptasikan pada abad 21 yang semakin modern dan berbasis tekhnologi dengan ikut serta mendaftar menjadi Guru Penggerak. 

Program guru penggerak merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar Kemdikbud. Hingga April 2020 ini, seleksi calon guru penggerak sudah memasuki angkatan ke-5. Seleksi setiap angkatan tersebar sesuai dengan pemetaan wilayah yang sudah dilakukan. Minat guru mengikuti seleksi guru penggerak sangat tinggi.


GURU PENGGERAK SEBAGAI JAWABAN ERA MILLENIAL 4.0 SERTA DAPAT BERADAPTASI DI ERA SOCIETY 5.0
GURU PENGGERAK SEBAGAI JAWABAN ERA MILLENIAL 4.0 SERTA DAPAT BERADAPTASI DI ERA SOCIETY 5.0


Guru Penggerak menurut Kemendikbud adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Merujuk pada pengertian diatas bahwa guru penggerak merupakan pendidik yang akan membawa perubahan besar bagi dunia pendidikan. Seorang pendidik harus menjadi tauladan baik bagi siswa-siswinya dan mendorong mereka ke rana transformasi pendidikan millenial yang tidak membuang asas-asas karakter sehingga membentuk kepribadian tunggal yang merujuk pada ideologi Pancasila.

Guru penggerak diharapkan menjadi pemimpin- pemimpin pendidikan di masa depan yang mewujudkan generasi unggul Indonesia. Berbicara mengenai pendidikan di masa mendatang atau bisa disebut pendidikan millenial era 4.0. 

Maka dalam hal ini perlu adanya revitalisasi kurikulum yang bisa melebur dan membuahkan hasil yang maksimal bagi masyarakat dan bangsa ini yaitu berwatak, berkarakter dan mampu menjawab tantang di era globalisasi. maka perlu sekali untuk mendesain ulang pendidikan Indonesia sehingga mendapatkan generasi karakter bermillenial.

Sangat menarik sekali hal ini didiskuksikan terkait guru penggerak yang akan mengisi kekosongan pendidikan di abad millenial 4.0. berbicara pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan diseleraskan untuk mengimbangi dinamika perkembangan masyarakat, baik lokal, nasional, maupun global, sehingga fungsi dan tujuan pendidikan nasional dapat berjalan optimal. 

Sumber daya manusia yang menjadi perwujudan fungsi dan tujuan pendidikan nasional harus segera ditingkatkan secara kualitas, agar masyarakat dan bangsa ini memiliki nilai tambah yang nantinya bisa bersaing, berinovasi dan bertanding dengan negara lain dalam tatanan global.

Setidaknya peraturan tersebut memberikan beberapa motivasi bagi saya sebagai calon penggrak : 

1. Menggali dan mengembangkan potensi diri untuk dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan dimulai dari ruang lingkup teredekat yaitu sekolah;

2. Mengembangkan potensi diri dalam hal kepemimpinan pada dunia pembelajaran millenial; Membawa perubahan pendidikan sesuai abad 21 yang dikenal dengan millenial;

3. Meningkatkan kompetensi diri dalam rana dunia pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga hasil yang diinginkan berkualitas atau sesuai harapan;

4. Memperoleh fasilitias atau wahana dalam belajar berkaitan dengan merdeka belajar;

5. Mengetahui faktor kelebihan dan kekurangan yang terjadi di lapangan; 

6. Pengembangan potensi diri dalam memperoleh pengalaman baru berkaitan dengan kegiatan guru penggerak.

7. Menjawab tantangan pendidikan di era globalisasi yang mampu bersaing, berinovasi dan bertanding dengan negara lain dalam tatanan global. 

Adapun kelebihan sebagai calon guru Penggerak di era digital sebagai penyempurna pada dunia pendidikan.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas Pasal 3, dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional mempunyai peran “untuk mengembangkan kemampuan dan membetuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencetak kehidupan bangsa”. 

Kutipan diatas memberikan poin penting bahwa pendidikan harus lentur yang bisa menyesuaikan dengan tantangan zaman global yang semakin rumit dan kompleks. 

Maka dalam hal ini perlu adanya revitalisasi kurikulum yang bisa melebur dan membuahkan hasil yang maksimal bagi masyarakat dan bangsa ini yaitu berwatak, berkarakter dan mampu menjawab tantang di era globalisasi. 

Kurikulum 2013 dipercaya mampu membawa visi dan misi dunia pendidikan. Tawaran yang diberikan adalah mendahulukan karakter yang didalamnya ada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tak heran jika kurikulum K-13 menekankan pada pendidikan berbasis karakter yang merupakan perpaduan dari ketiga aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampian)

Guru penggerak menjadi membawa angin segar terhadap dunia pendidikan di era global atau era millenial. Mengapa demikian? Karena Guru Penggerak merupakan suatu program pelatihan, identifikasi, atau pembibitan calon pemimpin-pemimpin pendidikan Indonesia di masa depan atau abad 21. 

Program ini berlandaskan Agent of Change yang bertujuan untuk mencari agen-agen perubahan di masa depan. Tentunya program ini memberikan dampak signifikan bagi institusi pendidikan guna mencetak generasi penerus unggul Indonesia. Program ini sangat penting dan diharapkan sukses agar masa depan dunia pendidikan Indonesia dapat terjaga.

Berbicara kelebihan yang mendukung peran saya sebagai Guru Penggerak yaitu:

1. Mengajar dengan kreatif, edukatif, dan interaktif

2. Mengembangkan diri secara aktif dan proaktif

3. Menstimulasi tumbuh kembang murid secara keseluruhan.

4. Menjadi Tutor Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid.

5. Menjadi teladan, membawa inovasi dan perubahan bagi pendidikan. 

Dimulai dari cara kita berpakaian harus rapi, penampilan harus bersih, kenapa? Karena itu akan menstimulus pola kepribadian murid untuk meniru apa yang mereka lihat. Kedua, guru bertugas untuk memberi pelajaran yang terbaik bagi peserta didik (Transfer of Knowledge) dan membangun minat belajar peserta didik. 

Ketiga, Guru tidak hanya mengjar (Transfer of Knowledge), melainkan harus mendidik peserta didik dengan membekali mereka kepribadian yang baik, watak yang bermartabat sehingga peserta didik tidak hanya pintar dan cerdas saja, tapi memiliki sikap, moral dan tutur kata yang baik dan bermartabat. 

Perubahan, inovasi, pemberdayaan dan pengembangan diri sebagai guru penggerak tetap harus dilakukan. Apa saja perubahan tersebut ? 

Mengikuti program Guru Penggerak merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Seorang guru dalam mengikuti program ini mendapatkan berbagai macam manfaat dan bekal untuk masa depan yang lebih baik. Menjadi guru penggerak yang profesional, seorang guru harus memberikan perubahan nyata, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya berdasarkan inisiatif sendiri. 

Selain itu menjadi guru penggerak harus siap lahir dan batin dalam menjawab tantangan di era Revolusi industry 4.0 telah mempengaruhi semua lini kehidupan. Manusia dan tekhnologi dituntut mampu berkolaborasi dan berinovasi sehingga mampu menghasilkan susuatu yang baru. Manusia dihadapkan pada kecanggihan tekhnologi bahkan menjadi penunjang bagi kehidupan mereka. 

Merujuk pada pernyataan diatas, maka hemat penulis selaku seorang guru yang bertugas dan bertanggung jawab atas kesuksesan peserta didik pada satuan pendidikan berupaya membawa perubahan yang disesuaikan dengan abad 21 atau revolusi industri 4.0. Upaya tersebut adalah meningkatkan minat literasi dan numerasi peserta didik melalui google form. 

Hal ini penulis lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dirancang untuk menghasilkan informasi akurat guna memperbaiki kualitas belajar-mengajar yang nantinya akan meningkatkan hasil belajar murid. 

Upaya ini juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Dalam pelaksaanya ada tiga penilaian, yakni : Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. AKM yang akan diikuti oleh peserta didik bertujuan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi dari hasil belajar Kognitif. Sedangkan survei karakter nantinya akan mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar Non-kognitif.

Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Tekhnologi juga mendukung dalam hal pengembangan diri.

Era digital semakin pesat dalam tatanan global. Hampir semua lini kehiduapan dipengaruhi oleh perkembangan digital. Dunia pendidikan termasuk salah satu yang terkena dampak dari perkembagnan digital. Mau tidak mau, suka tidak suka, guru harus siap menghadapi tantangan globalisasi ini. Era ini membuat semua tekhnologi ikut andil dalam menata sektor kehiduapan yang disebut dengan revolusi indsutry 4.0. 

Upaya strategis harus selalu dipersiapkan. Langkah awal untuk pengembangan diri dengan cara mengikuti beberapa pelatihan, seminar atau workshop terkati dengan era digital. Saya pribadi mengikuti beberapa seminar yang bertujuan mengasah kompetensi diri agar bisa berkolaborasi dengan tekhnologi yang nanntinya akan saya jadikan media dalam pembelajaran.

Dari berbagai seminar yang saya ikuti, tentunya saya mendapatkan teman baru dan pasatinya terdapat masukan dan saran untuk meningkatkan kompetensi diri kearah yang lebih baik. Misalnya dalam hal penggunaan Google Form yang bisa dijadikan media dalam pembelajaran. Bukan hanya untuk mengisi formulir saja, melainkan juga bisa membuat kuis interaktif bagi peserta didik.

Saran dan masukan tetap saya tampung. Hal ini penting sekali bagi saya untuk menerima semuanya demi kebaikan saya sendiri kedepan. Pastinya saran dan masukan yang bersifat positif akan membuat pribadi saya kearah yang lebih produktif. Menurut Ki Hajar Dewantara manusia yang baik adalah manusia yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain, bangsa dan negara. Sangatlah disayangkan ketika sebuah masukan tidak direspon dengan baik dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan skill dan kompetensi menjadi fokus utama bagi Guru Penggerak.

Pengembangan skill peserta didik dan peningkatan kompetensi bidang pendidikan menjadi fokus saya untuk mendukung peningkatan profesionalisme guru. Butuh sekali yang namanya kesepahaman bersama demi pengembangan peserta didik maupun terhadap guru komiten, kedisiplinan dan untuk maju berkembang memiliki peranan penting untuk pengemnangan. 

Dengan seperti itu, tingkat profesionalitas akan muncul dan akan memotivasi untuk melakukan pengembangan secara maksimal.

Dalam mencapai suatu kesepakatan seperti apa yang telah saya uraikan sebelumnya, bahwa kesepahaman, konsistensi dan kedisiplinan menjadi point utama dalam program ini. Setelah kesepakatan tercapai maka yang tidak kalah pentingnya adalah ketekunan dalam melaksanakan pengembangan. 

Ketekunan dan keuletan dalam melakukan kegiatan harus dimaksimalkan guna mencapai hasil yang optimal. Pada dasarnya kemauan menjadi salah satu modal utama untuk belajar dan berkembang. 

Percuma memiliki kemampuan tapi tidak ada kemauan (i’tikad) yang baik untuk berkembang maka, sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. namun sebaliknya, meski kemampuan kurang namun memiliki kemauan (i’tikad) dan semangat belajar yang tingga maka hasilnya akan maksimal.

Dalam proses pengembangan terhadap orang lain dibutuhkan dukungan moril maupun materil. Kebetulan saya diberi kesempatan dalam membina renang dalam rangka persiapan lomba antar kabupaten.

Tidaklah mudah untuk sampai ke titik sempurna. dukungan yang optimal sangat dibutuhkan, baik dukungan internal ataupun eksternal. Dukngan internal berupa materil maupun non-materil yang berupa pendanaan. Hal ini sangatlah dibutuhkan agar fasilitas yang kita rencanakan juga menunjang pada proses pengembangan diri maupun untuk orang lain. 

Sedangkan dukungan eksternal menjadi dukungan kedua yaitu dukungan semangat dari diri peserta atau motivasi dari orang-orang disekitar untuk berkembang. Kesiapan mental juga harus dipupuk dari sekarang karena ini faktor yang paling utama.

Sebagai contoh, pada kegiatan pengembangan dalam bentuk lomba tentu sangat membutuhkan dukungan financial. Hal ini seringkali menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan diluar sekolah (ekstrakulikuler). 

Namun, dukungan ini tidak akan terhambat jika ada komunikasi yang baik kepada para pemangku kebijakan. Komunikasi yang baik akan membawa hasil yang solutif. Maka dari itu, dukungan financial harus dipersiapkan dulu sebelum kegiatan pengembangan teralaksana.

Dalam proses pengembangan, perhatian yang insentif perlu dilakukan. Tidak hanya itu, membantu memecahkan masalah selama proses pengembangan juga menjadi langkah yang solutif demu tercapainya hasil yang optimal. Bila perlu diberikan penghargaan bagi peserta yang benar-benar semangat dan intens dalam mengikuti proses pengembangan.

Setelah melewati beberapa dekade dari memprsiapkan mental, potensi diri, dan perencanaan yang matang dan menerapkan langkah starategis demi tercapainya dan susksesya program pengembangan diri atau bai orang lain, maka perlu dilakukan beberapa evaluasi.

Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mendesain ulang, atau memperbaiki letak kesalahan selama proses pengembangan. Hal ini bisa diketahui dari bermacam-macam kegiata, event, dan lomba-lomba yang ada. Dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki semua kekurangan, maka semakin dekat menuju titik kesempurnaan.

Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya. Selain bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain, baik secara sukarela maupun dengan tuntutan tugas. Semoga pengalaman-pengalaman ini dapat menjadi modal awal dan refrensi mengikuti seleksi calon guru penggerak dan saya berharap dengan usaha dan doa, bisa lolos ke tahap berikutnya yaitu menjadi Guru Penggerak di era revolusi industry 4.0 dan berlanjut ke era Society 5.0.


1 komentar untuk "GURU PENGGERAK SEBAGAI JAWABAN ERA MILLENIAL 4.0 SERTA DAPAT BERADAPTASI DI ERA SOCIETY 5.0"